Al Wala’ Wal Bara’, Tuntutan Laa Ilaha Illallah
Akidah al-wala’ wal bara’ dalam Islam berhubungan dengan wujud keislaman. Selama di muka bumi ini ada seorang muslim, bertauhid, dan ada seorang kafir atau musyrik, selama itu pula harus ada wujud al-wala’ wal bara’. Oleh karena itu, al-wala’ wal bara’ adalah akidah, keyakinan, bahkan tuntutan dari kalimat tauhid La Ilaha Ilallah.
Akidah al-wala’ wal bara’ mempunyai kedudukan yang tinggi, terkait dengan dasar-dasar keimanan. Tidak seperti anggapan dan sikap sebagian orang yang menganggapnya sebagai sesuatu yang tabu sehingga sengaja menolak dan melupakannya. Padahal tidak akan tersisa iman seseorang tanpa ada al-wala’ wal bara’. Hilangnya al-wala’ wal bara’ berarti hilangnya keimanan.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa), dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.”
(QS. Al-Maidah: 80-81)
—
Faedah Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A Hafizhahullah Ta’ala
COMMENTS