Awas, Da’i Pun Bisa Musyrik

Awas, Da’i Pun Bisa Musyrik

Awas, Da’i Pun Bisa Musyrik

 

Mungkinkah seorang da’i akan terjatuh dalam kesyirikan? Jawabannya adalah sangat mungkin. Terlebih jika sang da’i adalah orang yang tidak memiliki aqidah yang benar dan manhaj yang lurus.

Dia bisa menjadikan dakwahnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits sebagai jembatan untuk mendapatkan: kedudukan di hati manusia, sanjungan dan pujian dari mereka, mencari pengikut yang banyak, serta mencari uluran tangan mereka. Karena menurut mereka, jalan inilah yang paling mudah dan tidak membutuhkan kerja keras, peras keringat banting tulang untuk mendapatkannya.

Barangsiapa yang niatnya demikian, baik seorang alim, kyai, da’i, atau lainnya, maka dia telah terjatuh dalam perbuatan syirik kepada Allah subhanahu wa ta’ala. (lihat gambaran ini dalam Fathul Majid hal. 453-454)

Bahkan da’i yang tidak faham aqidah yang benar justru bisa menjadi pelopor kesyirikan, mengajak umat melakukan berbagai ritual syirik seperti pengagungan kepada kuburan sampai meminta kepada penghuni kubur dengan segala keyakinan batilnya.

Maka untuk urusan syirik ini, sekelas Nabi Ibrahim pun masih berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari menyembah berhala, tentu yang levelnya jauh dibawah Nabi Ibrahim harusnya lebih takut terjerumus dalam kubangan syirik.

 

Faedah Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala

COMMENTS

WORDPRESS: 0