Ayat-Ayat Politik

Ayat-Ayat Politik

Ayat-Ayat Politik

 

Sering kita dengar para politikus melantunkan ayat maupun hadits untuk membakar dan menggugah sentimen masa dan itu boleh-boleh saja, hanya perlu dicermati apa maksud dan tujuan serta benarkah penempatan ayat-ayat tersebut.

Bukan sesuatu yang aneh bagi seorang politikus untuk melontarkan pernyataan-pernyataan dengan menyitir dalil-dalil baik dari Al-Qur’an atau As-Sunnah. Terlebih lagi bila dia tadinya seorang da’i yang kemudian terjun ke dunia politik. Yang ada adalah: pertama, bagaimana mengumpulkan massa dan kedua, mengumpulkan dana. Ujung-ujungnya adalah mencari kedudukan di mata manusia.

Dalam syarah Fadhlul Islam disebutkan terjadinya penyimpangan dari ash-shirath al-awwal (jalan yang lurus) adalah karena di tengah umat muncul politik yang jahat dan zalim, yang telah melencengkan hukum-hukum agama. Karena politik inilah, ahli ilmu, para hakim, dan ahli fatwa memberikan fatwanya sesuai dengan kemaslahatan negara atau kelompok.

Yahya bin Mu’adz Ar-Razi rahimahullahu berkata,

“Dunia adalah khamrnya setan. Barangsiapa mabuk karenanya, maka dia tidak akan sadar sampai kematian menjemput dalam keadaan menyesal di tengah orang-orang yang merugi.”

Sedangkan bentuk cinta yang paling ringan kepada dunia adalah melalaikan dari cinta dan dzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Barangsiapa yang harta bendanya telah melalaikannya dari dzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala, sungguh dia termasuk orang yang merugi. Bila hati lalai dari berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala, niscaya hati itu akan ditempati oleh setan, yang kemudian akan memalingkannya sesuai kehendaknya.

 

Faedah Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala

COMMENTS

WORDPRESS: 0