Benar-benar Sudah Habis
اياما معدوداد
Ramadhan hanyalah hari-hari yang terbatas, sekarang benar-benar telah habis, berlalu.
Wahai jiwa yang telah bersemangat menghidupkan ramadhan dengan ketaatan, bergembiralah dan mohonlah kepada Allah agar senantiasa menjaga dirimu terus dalam kebaikan hingga ajal menemuimu.
Wahai jiwa yang telah menyia-nyiakan ramadhan, menangislah sejadi-jadinya, sesungguhnya engkau telah bangkrut dan tertipu. Segeralah bertaubat kepada Rabb-mu sebelum benar-benar habis waktu hidupmu lalu penyesalan sudah tak berguna lagi.
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (٩٩)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (١٠٠)
“Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.”
(QS. Al Mu’minun: 99-100)
Engkau masih punya sedikit waktu untuk berbenah jangan kau biarkan lagi berlalu, SADARLAH!
Sahabatku..
Menyia-nyiakan waktu lebih parah dari kematian yang menimpamu. Kata Al Imam Ibnul Qoyyim,
إضاعةالوقت أشد من الموت؛ لأن إضاعة الوقت تقطعك عن الله والدار الآخرة، والموت يقطعك عن الدنيا وأهلها”. [الفوائد/ابن القيم]
“Menyia-nyiakan waktu lebih parah dari kematian, karena dalam menyia-nyiakan waktu memutuskan mu dari Allah dan kampung akhirat, sedangkan kematian memutuskan dari dunia dan penghuninya”
Barangsiapa yang hatinya terputus dari Allah dan kampung akhirat yaitu jannah, maka dunia dan seisinya tidak akan bisa menggantikannya. Akan tetapi barangsiapa yang terputus dari dunia dan seisinya tetapi bersama Allah dan surga yang Allah sediakan, maka hilangnya dunia tergantikan semuanya.
Sahabatku..
Akankah engkau terus akan berlanjut menyia-nyiakan waktu, sungguh para salaf kita sangat tahu harga waktu, mereka sangat pelit dengan waktu mereka untuk hal yang sia-sia dari harta mereka. Yang Rabb kita menegaskan kerugian bagi mereka yang menyia-nyiakan waktu.
وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”
(QS. Al-‘Ashr: 1-3)
Yang nabi kita juga demikian menegaskannya,
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang.”
(HR Bukhari, no. 5933)
Yang para salaf kita juga berujar:
1. Waktu adalah modal pokokmu, kau sia-siakan berarti kebangkrutan bagimu
Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,
اِبْنَ آدَمَ إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ
“Wahai Ibnu Adam (manusia), kamu itu hanyalah (kumpulan) hari-hari, tiap-tiap satu hari berlalu, hilang sebagian dirimu.”
2. Mereka sangat bakhil dengan waktu dibandingkan harta-harta mereka
Abul-Walid al-Bâji rahimahullah berkata,
“Jika aku telah mengetahui dengan sangat yakin, bahwa seluruh hidupku di dunia ini seperti satu jam di akhirat, maka mengapa aku tidak bakhil dengan waktu hidupku (untuk melakukan perkara yang sia-sia, Pen.), dan hanya kujadikan hidupku di dalam kebaikan dan ketaatan.”
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,
أَدْرَكْتُ أَقْوَامًا كَانَ أَحَدُهُمْ أَشَحَّ عَلَى عُمْرِهِ مِنْهُ عَلَى دَرَاهِمِهِ وَدَنَانِيْرِهِ
“Aku telah menemui orang-orang yang sangat bakhil terhadap umurnya daripada terhadap dirham dan dinarnya.”
3. Para salaf kita tidak pernah menunda-nunda apa yang bisa mereka kerjakan sekarang karena esok belum tentu miliknya
Al-Hasan berkata,
اِبْنَ آدَمَ إِيَّاكَ وَالتَّسْوِيْفَ فَإِنَّكَ بِيَوْمِكَ وَلَسْتَ بِغَدٍّ فَإِنْ يَكُنْ غَدٌّ لَكَ فَكُنْ فِي غَدٍّ كَمَا كُنْتَ فِيْ الْيَوْمَ وَإِلَّا يَكُنْ لَكَ لَمْ تَنْدَمْ عَلَى مَا فَرَّطْتَ فِيْ الْيَوْمِ
“Wahai anak Adam, janganlah engkau menunda-nunda (amalan-amalan), karena engkau memiliki kesempatan pada hari ini, adapun besok pagi belum tentu engkau memilikinya. Jika engkau bertemu besok hari, maka lakukanlah pada esok hari itu sebagaimana engkau lakukan pada hari ini. Jika engkau tidak bertemu esok hari, engkau tidak akan menyesali sikapmu yang menyia-nyiakan hari ini.”
Sahabatku, waspadailah PERAMPOK WAKTU ANDA
Sungguh banyak perampok waktu yang sering tidak kita sadari, sehingga waktu kita habis sia-sia:
1. Mengikuti hawa nafsu
Mengikuti selera nafsu itulah perampok ganas yang membuat waktu kita habis sia-sia, didiklah diri anda hingga nafsumu menuruti ajaran nabimu bukan seleramu, dan tidak ada cara lain kecuali dengan pendidikan iman.
2. Berpanjang angan-angan tentang dunia
Dunia sungguh nampak elok memukau bagi yang tertipu dan tidak tahu hakikatnya, tapi bagi yang tahu dunia adalah kehidupan hina yang penuh dengan tipu daya. Jangan jadikan dirimu menjadi korban penipuan dunia yang kesekian kali, sungguh telah banyak korban berjatuhan dan terus berulang.
Salaf kita mengingatkan dunia bagai wanita pelacur yang para penikmatnya tidak pernah mendapatkan kepuasan dan kebahagian denganya.
Carilah duniamu untuk mensukseskan akhiratmu, karena itulah kampungmu yang sebenarnya. Jangan cari dunia ditumpuk lalu ditinggal mati.
3. Kosongnya jiwa dari iman dan kesibukan bermakna
Jiwa jika kosong dari iman pasti hawa nafsu yang akan menyetirnya.
Jiwa jika tidak disibukan dengan yang haq pasti akan disibukan dengan yang batil.
Mintalah kepada pengendali hati agar menghiasi hatimu dengan hiasan iman sehingga akan nampak elok dan indah.
4. Banyaknya fitnah-fitnah kehidupan, fitnah syahwat dan syubhat
Keduanya fitnah yang akan menggerus iman anda, menggelincirkan dalam kubangan kesia-siaan bahkan kehancuran.
Kendalikan syahwat dengan kesabaran yang kuat dan tepis syubhat dengan ilmu yang menyakinkan niscaya anda akan selamat.
Semoga Allah menjaga kita semua, hingga bertemu dengan-Nya di surga kelak.
—
Ustadz Afifi Afif Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala
Mekkah, 29 Ramadhan 1443 H
COMMENTS