Cinta Syirik
Cinta itu beragam, ada yang syirik, ada yang haram, dan ada yang boleh karena merupakan tabiat.
Cinta yang boleh seperti cinta suami dan istri, cinta ayah kepada anak, dan lain-lain.
Cinta haram yaitu cinta yang membuat dirinya melanggar syariat seperti cinta istri lalu dibiarkan istrinya tidak berjilbab, dan lain-lain.
Adapun cinta syirik yaitu mencintai seseorang, baik wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cintanya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta’ala.
Mengenai hal ini, Allah Ta’ala berfirman,
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰ
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 165)
Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubudiyah (cinta yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai daripada yang lainnya.
Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah, hanya Allah yang berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan disetarakan dengan-Nya sesuatu apapun.
—
Faedah Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala
COMMENTS