Fir’aun dan Iblis Pun Percaya Allah

Fir’aun dan Iblis Pun Percaya Allah

Fir’aun dan Iblis Pun Percaya Allah

 

Sesungguhnya keyakinan adanya Sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla, merupakan fitrah makhluk. Oleh karena itulah Fir’aun, bahkan Iblis, juga meyakini hal ini.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Fir’aun dan kaumnya yang mengingkari mu’jizat Nabi Musa ‘Alaihissallam,

‎وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ

“Dan mereka (Fir’aun dan kaumnya) mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.”
(QS. An-Naml ayat 14)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Dan sebagaian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan . Janganlah bersujud pada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan,tapi bersujudlah pada Allah, yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya berserah diri.”
(QS. Fussilat ayat 37)

Allah Ta’ala mengabarkan bahwa diantara tanda yang menunjukkan akan kekuasaan-Nya adalah :

Malam dan siang, matahari dan bulan, dan Allah melarang untuk sujud pada matahari dan bulan karena keduanya adalah makhluk sebagaimana makhluk yang lainnya. Makhluk itu tidak layak untuk disembah, sedangkan sujud termasuk jenis ibadah. Dan pada ayat ini, Allah memerintahkan pada manusia sebagaimana memerintahkan mereka selainnya, supaya mereka hanya bersujud pada-Nya saja, karena Dialah Pencipta, Pengatur yang berhak diibadahi.

Jadi jangan merasa cukup hanya dengan sudah mengenal dan percaya adanya Allah, atau bahkan sudah juga beribadah kepada Allah, tapi harus sampai tingkatan memurnikan totalitas ibadahnya hanya kepada Allah semata.

Karena kalau hanya percaya Allah, Iblis dan Fir’aun pun juga sudah percaya. Kalau sudah merasa beribadah, musyrikin quraisy juga sudah beribadah kepada Allah, tetapi yang tertuntut adalah totalitas mempersembahkan amalan ibadahnya hanya kepada Allah semata, itulah tauhid.

 

Faedah Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala

COMMENTS

WORDPRESS: 0