Hakikat Kebaikan
Hakikat kebaikan adalah orang yang benar-benar hatinya terhiasi dengan keimanan kepada Allah, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada Malaikat-Nya, iman kepada Rasul-Rasul-Nya, iman kepada Hari Akhir dan iman kepada Qadha Qadar.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: « الإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بالله ِوَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ » [رواه مسلم]
“Iman adalah engkau mempercayai Allah, para malaikat, kitab, para rasul dan hari kemudian, serta engkau mempercayai adanya takdir yang baik maupun yang buruk”.
[HR Muslim]
Untuk urusan keimanan inilah Nabi berdakwah selama 13 tahun di Mekkah demi terhiasinya hati dengan keimanan, karena ini akan menjadi dasar ditegakannya berbagai syariat agama, sehingga hatinya terasa ringan menunaikanya bahkan terasa manis dan indah.
Tanpa iman, tidak akan muncul kebaikan hakiki.
—
Faedah Kajian “BERSIKAP JUJUR”.
Bersama Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala
COMMENTS