Jangan Bosan Bertaubat
Tak seorangpun manusia yang lepas dari dosa, dosa kecil ataupun besar. Karena telah menjadi ketetapan Allah bahwa hamba pasti tergelincir, sedikit ataupun banyak. Bahkan seandainya ada hamba yang tidak pernah berdosa, maka Allah akan lenyapkan dan akan Allah datangkan hamba yang berdosa lalu bertaubat. Dan dibalik dosanya hamba juga untuk menunjukan kelemahan hamba serta kesempurnaan Allah khususnya untuk menunjukan dampak nyata dari nama Allah At-Tawwab (Yang Penerima Taubat).
Maka janganlah putus asa dari rahmat Allah, selalulah bertaubat dan jangan tunda taubat. Karena alamat kebinasaan adalah bergelimang dalam dosa dan tidak segera bertaubat, yang boleh jadi kematian datang sebelum dia bertaubat atau syaiton akan membisikkan bahwa Allah tidak akan terima taubatnya karena tumpukan dosanya. Terkadang seorang hamba berputus asa dari rahmat Allah dan syaiton mendatanginya seraya berkata: “engkau tidak akan dapat diampuni”.
Yang menjadi perhatian bagi kita semua bahwa tergelincir berbuat dosa pun merupakan kepastian yang telah digariskan Allah subhanahu wa ta’ala, karena Rasulullah sendiri pernah bersabda bahwa setiap anak Adam pasti banyak melakukan kesalahan dan sebaik baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi contoh kepada umatnya, beliau yang maksum (terjaga dari dosa) dan dijamin masuk surga, dalam sehari beliau beristigfar tidak kurang dari 70 kali. Rasulullah shallallahu alaihi wassallam bersabda (yang artinya), “Demi Allah sesungguhnya aku meminta ampun dan bertaubat kepada Allah lebih dari 70 kali dalam sehari.” (HR. Bukhari nomor 5948).
Beliau melakukan hal itu untuk memberi pendidikan kepada kita, bagaimana semestinya kita banyak-banyak menyadari dan mengoreksi semua dosa yang telah kita lakukan. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang banyak beristigfar adalah orang yang banyak mengoreksi dirinya.
Bermuhasabah terhadap dirinya sendiri, mengoreksi dirinya sendiri adalah jauh lebih baik sebelum dia mengoreksi orang lain. Diantara caranya adalah dengan banyak-banyak beristigfar sehingga akan mengingatkan segala bentuk dosa yang telah dia lakukan di masa lalunya.
—
Faedah Kajian Kitab Al Qawaidul Arba karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullahu ta’ala.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala
COMMENTS