Jangan Ragu Meminta
Pekerjaan meminta-minta adalah pekerjaan paling hina jika memintanya kepada makhluk yang memang hakikatnya miskin dan pelit. Adapun meminta kepada Allah, bahkan harus, jika tidak mau meminta malah dianggap sombong dan justru Allah murka karena hamba pasti mutlak butuh kepada Allah.
Ath Thohawi rahimahullah dalam matan kitab aqidahnya berkata (yang artinya), “Allah itu Maha Pemberi Rizki dan sama sekali tidak terbebani.”
Seandainya semua makhluk meminta kepada Allah dan semua permintaannya dipenuhi, maka tidak akan berkurang kekayaan Allah kecuali seperti berkurangnya air laut yang nempel di jarum ketika dimasukan ke lautan lalu diangkat, alias tidak berarti sama sekali.
Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
“Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing-masing Aku penuh permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.”
(HR. Muslim no. 2577, dari Abu Dzar Al Ghifari).
Mengenai hadits ini, Ibnu Rajab rahimahullah berkata (yang artinya), “Hadits ini memotivasi setiap makhluk untuk meminta pada Allah dan meminta segala kebutuhan pada-Nya.”
—
Faedah Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafidzhahullahu ta’ala
COMMENTS