Jangan Salah Memahami Laa Ilaha Illallah
Kesalahan yang paling fatal dalam beragama adalah salah dalam memahami makna Laa Ilaha Illallah, karena kesalahan ini akan bisa menjerumuskan dalam syirik tanpa sadar.
Karena memaknai Laa Ilaha Illallah dengan tidak ada sang pencipta selain Allah, maka datang ke kubur wali meminta segala hajat kepada mayit karena kebusukannya yang tinggi di sisi Allah tidak dianggap syirik, karena keyakinannya syirik itu yang penting tidak berkeyakinan adanya sang pencipta selain Allah.
Secara singkat, makna yang benar dari kalimat tauhid bukanlah untuk menetapkan bahwa Allah Ta’ala adalah satu-satunya Dzat yang menciptakan, memberi kita rizki, dan mengatur urusan alam semesta. Bukan ini maknanya. Akan tetapi makna yang benar adalah “tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah Ta’ala.”
Dari pemahaman terhadap makna yang benar tersebut, kita pun mengetahui apakah konsekuensi orang-orang yang telah mengucapkan atau mengikrarkannya. Yaitu, dia memurnikan ibadah hanya kepada Allah Ta’ala, tidak menujukkan satu pun bentuk ibadah kepada selain Allah Ta’ala, siapa pun mereka, baik malaikat, nabi, orang shalih ataupun jin. Jika di satu sisi dia mengucapkan kalimat tauhid, namun di sisi lain dia beribadah kepada selain Allah, tentu dua hal ini menjadi kontradiktif.
Perlu diketahui bahwa kandungan kalimat Laa iIaaha Illallah tersebut adalah hakikat dari tauhid yang sebenarnya. Makna itulah yang merupakan tujuan utama penciptaan manusia, inti dakwah seluruh rasul, dan mengapa kitab-kitab diturunkan. Karena makna kalimat tauhid itu pula, terjadi perselisihan dan permusuhan yang sengit antara para Rasul dengan para penentangnya dari orang-orang kafir.
—
Faedah Kajian Kitab Al Qawaidul Arba karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullahu ta’ala.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala
COMMENTS