Jujurlah

Jujurlah

Jujurlah

 

Diantara wasiat beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bersikap jujur. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
[HR. Muslim no. 2607]

Inilah diantara wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits ini mengajarkan kepada kita satu diantara amalan yang akan membuat baiknya dunia dan akhirat kita, karena semua kebaikan berawal dari kejujuran sebagaimana semua kerusakan berawal dari kedustaan.

Kejujuran itu ada 2 yakni as shiddqu ma’a Allah (jujur kepada Allah) dan as shiddqu ma’a nas (jujur kepada manusia).

Berkaitan sikap jujur kepada Allah yaitu dengan menjadi hamba Allah yang mentauhidkan Allah dan senantiasa taat kepada-Nya karena Allah lah yang telah mencurahkan segala kebaikan kepada hamba-Nya.

Jujur adalah amalan hati, yang akan tercermin dalam perilaku seseorang yang jujur sebagaimana diriwayatkan dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”
[HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599]

Sehingga bila hatinya jujur pasti akan nampak kejujuran dalam amalan dhohirnya.

 

Faedah Kajian “BERSIKAP JUJUR”.
Bersama Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala

COMMENTS

WORDPRESS: 0