Kebahagiaan itu Ada, Bukan Fatamorgana

Kebahagiaan itu Ada, Bukan Fatamorgana

Kebahagiaan itu Ada, Bukan Fatamorgana

 

Ada orang membayangkan bahagia itu kalau jadi artis terkenal, dimana-mana dikenal orang, padahal ternyata jadi orang terkenal itu tidak enak, privasinya sangat terbatas. Bahkan kita dapatkan kasus ada orang yang followernya sudah jutaan terkenal dimana-mana, pendapatannya melimpah ruah namun justru ditemukan bunuh diri, karena memang hatinya kering, hatinya kosong.

Demikian pula mereka yang membayangkan akan bahagia seandainya menjadi orang kaya yang serba bisa beli apa saja, menjadi pejabat tinggi sehingga nampak wibawa, ternyata kebahagiaan yang mereka bayangkan hanya semu belaka, sampai orang berkesimpulan, ternyata kebahagiaan hanyalah fatamorgana.

Islam memberikan jawaban kebahagiaan itu ada, sehingga diantara mereka yang telah meraih kebahagiaam berujar:

  • Di dunia ini ada surga, barangsiapa yang tidak pernah masuk surga dunia maka tidak pernah masuk surga akhirat,
  • Di antara mereka mengungkapkan seandainya para raja dan anak-anak raja itu mengetahui apa yang sedang kita rasakan pasti mereka akan merampas dengan pedang-pedang mereka,
  • Sebagian mereka mengatakan, hakikat orang miskin yang layak dikasihani adalah orang yang sampai matinya, keluar dari dunia tidak pernah merasakan sesuatu yang paling lezat dan paling nikmat. Ketika ditanyakan apa sih yang paling lezat & paling nikmat, jawabannya adalah hati yang mengenal Allah subhanahu wa ta’ala‎, hati yang mencintai Allah subhanahu wa ta’ala‌‎, hati yang bisa nyaman bersanding dengan Allah subhanahu wa ta’ala‌‎.

Kebahagiaan itu ada, tapi harus tahu jalannya, yaitu menjadikan hati selalu bersama Allah ta’ala.

 

Faedah Kajian Kitab Mengapa Akidah Dulu.
Berasama Ustadz Afifi Abdul Wadud hafizhahullah ta’ala

COMMENTS

WORDPRESS: 0