MEREKALAH PARA MUSUH!
Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillah wash shalatu wassalamu ‘ala rasulillah, amma ba’du. Berikut ringkasan kajian mulazamah (16/08/2020) bersama Ustadz Afifi Abdul Wadud (hafidzahullahu ta’ala) dengan membahas kitab Kasyfusy Syubuhat karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (rahimahullahu ta’ala).
Ungkapan-Ungkapan yang Menipu Berkata Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (rahimahullahu ta’ala), “Dan ketahuilah bahwasanya Allah Ta’ala di antara hikmah-Nya tidak mengutus seorang nabi pun dengan membawa ajaran tauhid ini, kecuali Ia telah menjadikan untuknya para musuh. Sebagaimana firman Allah Ta’la yang artinya, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia).”” (QS. Al-An’am: 112)
Penjelasan: Penyesatan-penyesatan yang dirancang dan dilontarkan oleh syaitan dari kalangan jin dan manusia sering dikemas dengan ungkapan-ungkapan yang indah padahal isinya ialah kebatilan. Sehingga yang batil diungkapkan seakan-akan indah dan menarik, sementara yang haq diungkapkan seakan-akan berat dan menyusahkan. Dahulu Abu Jahal dan Abu Lahab membuat ungkapan untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam rangka membuat manusia lari dari dakwah beliau. Mereka menggelari Nabi dengan pendusta, tukang sihir, dan orang yang hanya bisa mendongeng saja. Gelar-gelar ini mereka bikin untuk menjauhkan manusia dari dakwah beliau, karena sebenarnya mereka tidak mempunyai celah untuk menyerang Rasulullah dari sisi manapun secara realitas, maka mereka pun membuat kedustaan-kedustaan.
Dajjal-dajjal kecil di zaman kita juga membuat ungkapan-ungkapan dalam rangka untuk menjauhkan manusia dari dakwah Islam. Mereka membuat ungakapan-ungkapan batil, ungkapan-ungkapan dusta sebagaimana pendahulu mereka (Abu Jahal dan Abu Lahab), maka digelarilah Islam dengan teroris, radikal, wahabi, dan segala macam gelar yang buruk. Inilah gelar-gelar yang dibuat dajjal dalam rangka menjauhkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga orang-orang tidak tertarik dengan Islam. Berkata Syaikul Islam Ibnu Taimiyah (rahimahullahu ta’ala), “Diantara sebab munculnya kemenangan iman dan agama, dan munculnya penjelasan-penjelasan ajaran para nabi dan rasul menjadi jelas sejelas-jelasanya, ialah karena munculnya para penentang dakwah dari kalangan pendusta, yang mereka menyebar kedustaaan-kedustaan untuk memadamkan cahaya agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akan tetapi semakin mereka membuat makar (kedustaan-kedustaan) untuk memadamkan cahaya agama Allah, namun itu malah menjadikan cahaya ini semakin terang benderang dan semakin berkilau.” Para pendusta selalu berusaha untuk menghujat dakwah tauhid dengan sebutan-sebutan yang buruk. Namun itu semua justru malah membuat dakwah ini semakin dikenal oleh masyarakat, membuat masyarakat tahu tentang kebenarannya, tentang kebaikannya, dan tersingkaplah tentang rusaknya para pendusta, sehingga sinar dakwah tauhid semakin berkibar. Jangan pernah ragu untuk terus bertahan di atas dakwah tauhid, karena para penentang dakwah tauhid juga merasakan capek, merasakan lelah. Maka hendaknya kita juga harus semakin kokoh, semakin bersemangat lagi menjelaskan tauhid agar tauhid ini semakin dikenal ditengah-tengah masyarakat dan semakin tersingkap pula dustanya para dajjal yang berusaha mengaburkan dakwah tauhid.
Berhati-Hatilah! Berkata Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (rahimahullahu ta’ala), “Dan terkadang musuh-musuh tauhid memiliki ilmu yang banyak, kitab-kitab, dan dalil-dalil. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya, “Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keteranga, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka.”” (QS. Al-Ghafir: 83)
Penjelasan: Lihatlah para pembangkang dakwah tauhid, terkadang mereka bukanlah orang yang bodoh, seakan mereka jago berdebat dengan rasa bangganya, mereka menulis kitab-kitab, terkadang mereka juga memiliki banyak hujjah, namun sesungguhnya itu bukanlah hujjah, akan tetapi hanyalah sekadar syubhat belaka. Berhati-hatilah! Sebab para musuh selalu memasang kuda-kuda, mereka sudah bersiap untuk menyerang dakwah tauhid dan para da’inya kapan saja, mereka membuat syubhat-syubhat dengan warna-warna kedustaan, kebohongan, dan penipuan yang dikemas dengan bentuk sebagus-bagusnya agar banyak dari manusia menjadi tertipu dengannya. Senjata Seorang Muslim Berkata Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu ta’ala, “Apabila kamu telah mengetahui bahwa pada jalan menuju Allah pasti ada musuh-musuh yang menghadang dari kalangan orang yang pandai berbicara, mempunyai banyak ilmu dan hujjah, maka wajib bagimu mempelajari agama Allah sebagai senjata untuk memerangi syaitan-syaitan itu.” Penjelasan: Yang dimaksud senjata itu ada dua, yang pertama senjata dalam bentuk hujjah, hujjah ialah senjata para Nabi dan Rasul yang Allah karuniakan kemenangan kepada mereka.
Kemudian senjata yang kedua dalam bentuk pedang, karena para musuh selain mereka memerangi kita dengan pemikiran, mereka juga memerangi kita dengan pedang. Maka hal pertama yang hendaknya dilakukan seorang muslim ialah menguasai hujjah dari al-Qur’an dan as-Sunnah, dengannya Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan menangkan kita, karena hujjah dari-Nya adalah sebaik-baik senjata. Sementara hujjahnya para penentang dakwah tauhid hanyalah syubhat-syubhat kepalsuan. Semangatlah dalam belajar tauhid, fahamilah agama dengan baik sebagai bekal senjata untuk membantah para dajjal (pendusta) dari kalangan ahlus syirik serta dengannya dapat menyingkap hakikat kesyirikakan yang mereka lakukan.
Ditulis oleh:
Widhiono Maghribi Nugroholloh
Dimurajaah oleh:
Ustadz Ari Wahyudi (hafidzahullahu ta’ala)
COMMENTS