Musyrik itu Juga Beribadah kepada Allah
Jangan bangga dengan sekedar saya sudah sholat, puasa, zakat atau malah sudah berhaji berkali-kali, tapi tegaskan dan yakinkan anda sudah tinggalkan segala bentuk kesyirikan. Karena kalau sekedar beribadah kepada Allah, orang-orang musyrikin juga telah beribadah kepada Allah dengan berbagai macam ibadah. Mereka haji, bernadzar, puasa, bahkan dalam situasi kejepit mereka memurnikan doanya hanya kepada Allah. Tapi bersama itu mereka juga beribadah kepada selain Allah.
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh hafidzahullah menjelaskan bahwa orang-orang musyrik jahiliyyah bukanlah masyarakat yang tidak beribadah kepada Allah Ta’ala. Bahkan diantara mereka ada orang-orang yang ahli puasa, ahli shalat, ahli berhaji, ahli zakat, ahli sedekah, ahli mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan melaksanakan thawaf atau ber-i’tikaf, dan ibadah-ibadah lainnya. Mereka tidak hanya mencukupkan diri dengan hanya mengakui bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat Yang menciptakan atau mentauhidkan Allah dalam rububiyyah-Nya saja. Namun, mereka juga kemudian beribadah kepada Allah dengan melaksanakan shalat, zakat, haji, dan puasa. Diantara bukti yang menunjukkan hal tersebut adalah ayat berikut ini.
Orang-orang musyrik jahiliyyah adalah masyarakat yang mencintai Allah Ta’ala tapi juga mencintai sesembahan selain Allah,cinta ibadah yang bersekutu.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman, amat sangat cintanya kepada Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 165)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa orang-orang musyrik mencintai sesembahan-sesembahan mereka, sebagaimana mereka juga mencintai Allah Ta’ala. Padahal kita telah mengetahui bahwa cinta (mahabbah) adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat agung di sisi Allah Ta’ala. Namun,meskipun mereka sangat mencintai Allah Ta’ala, kecintaan mereka itu tidaklah memasukkan mereka ke dalam Islam. Karena di samping mencintai Allah Ta’ala, ternyata mereka juga mencintai selain Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, barangsiapa yang mencintai Allah Ta’ala atau mencintai karena Allah Ta’ala, maka dia-lah orang-orang yang ikhlas. Dan barangsiapa yang mencintai Allah Ta’ala dan juga mencintai selain Allah Ta’ala, itulah orang musyrik.
—
Faedah Kajian Kitab Al Qawaidul Arba karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullahu ta’ala.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala
COMMENTS