Persatuan Hakiki

Persatuan Hakiki

Persatuan Hakiki

 

Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kita untuk bersatu dan persatuan dalam agama itu sangat penting kedudukannya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Surat Ali ‘Imran Ayat 103,

وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Akan tetapi syarat persatuan itu diatas tali agama Allah Ta’ala dan sifat seorang mukmin dia akan sangat perhatian dengan agama Allah, yakni Al Qur’an dan As Sunnah seperti yang para sahabat pahami.

Kalau ada perselisihan diantara mereka, akan sangat antusias mengembalikan kepada Al Qur’an dan As Sunnah. Karena itu yang diperintahkan Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Surat An-Nisa Ayat 59,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Berselisih, berbeda pendapat, itu hal biasa. Karena manusia memang memiliki kadar kemampuan yang berbeda-beda. Tapi jika masih ada semangat untuk selalu kembali kepada Al Quran dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat, semua akan bisa selesai dengan baik.

Bukan persatuan yang hanya asal bersatu. Bahkan persatuan yang mensyaratkan jangan bicara tauhid syirik, jangan sunnah bid’ah. Ini namanya persatuan semu, persatuan ala Yahudi.

 

Faedah Kajian “PERKARA PRINSIP BANYAK YANG TIDAK DIPAHAMI”.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullahu ta’ala

COMMENTS

WORDPRESS: 0