Sama Saja, Wali Setan
Dukun dan tukang sihir, istilah yang sudah populer di dunia manapun.
Bagi yang belajar tauhid terlebih akan sangat memahami dukun dan tukang sihir. Keduanya memiliki sisi perbedaan dan persamaan, dan bertemu di titik yang sama yaitu wali setan.
Perbedaan tukang dukun dengan tukang sihir adalah jika dukun lebih kepada orang yang meramal hal-hal ghoib di masa depan yang bukan termasuk dalam perkara yang dapat diperhitungkan secara ilmiah, sedangkan tukang sihir adalah orang yang bekerja sama dengan jin dalam rangka memberikan bahaya (mudharat) kepada manusia.
Keduanya merupakan wali setan dan termasuk perbuatan kekafiran.
Sisi kafirnya dukun:
1. Mengaku tahu hal yang ghaib
Allah ta’ala berfirman dalam surat An-Naml ayat 65,
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ٱلْغَيْبَ إِلَّا ٱللَّهُ
Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib, kecuali Allah”
Perkara ghoib ada 2 macam:
a. Ghoib Mutlak
Adalah ghoib yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, seperti terjadinya hari kiamat. Ghoib mutlak ada yang dikabarkan kepada manusia melalui jalan wahyu.
Allah ta’ala berfirman dalam surat Luqman ayat 34,
إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۭ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًۭا ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍۢ تَمُوتُ
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.”
b. Ghoib Nisbi
Adalah ghoib yang diketahui oleh orang-orang yang mengalaminya atau melihatnya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengalaminya.
Seperti contohnya kejadian meletusnya gunung krakatau, maka bukan hal yang ghoib bagi orang yang mengalami dan melihatnya pada saat kejadian, namun ghoib bagi orang-orang yang jauh atau yang tidak melihat kejadian tersebut.
2. Bekerja sama dengan syaithan dalam hal yang diharamkan oleh Allah.
Imam Muslim meriwayatkan yang artinya: “Barang siapa yang datang kepada peramal (‘arrof) dan bertanya kepadanya kemudian mempercayainya maka sholatnya tidak diterima selama 40 hari.”
Bertanya kepada peramal memiliki beberapa macam hukum:
- Sekedar bertanya, hukumnya haram.
- Bertanya sekaligus mempercayainya, hukum perbuatannya adalah kufur karena sama dengan mendustakan Al-Qur’an.
- Bertanya untuk mengujinya, apakah dia jujur atau tidak dan bukan untuk mempercayai perkataan dukun. Hukum perbuatannya tidak mengapa.
- Bertanya untuk mengungkap kebohongan sang dukun. Hukum perbuatannya adalah dianjurkan bahkan bisa sampai wajib.
—
Faedah kajian Mulakkhosh fii Syarhi Kitab Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullahu ta’ala
karya Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan hafidzahullahu ta’ala.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafidzahullahu ta’ala
COMMENTS