Selain Allah, Mengapa Gak Layak Disembah
Tidak diragukan lagi bahwa ada diantara manusia yang menyembah kepada selain Allah. Ada yang menyembah Nabi, ada yang menyembah Malaikat, ada yang menyembah hewan, patung, pohon, batu, kuburan, bahkan ada juga yang menyembah monyet, tikus, dan lain sebagainya.
Firman Allah Ta’ala dalam QS. Al-A’raf ayat 191-192,
أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْـًٔا وَهُمْ يُخْلَقُونَ
وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلَآ أَنفُسَهُمْ يَنصُرُونَ
“Apakah pantas kaum musyrikin menyekutukan dalam peribadahan kepada Allah bersama makhluk- makhlukNya, padahal mereka tidak berkuasa untuk menciptakan sesuatupun, bahkan sebaliknya mereka adalah makhluk-makhluk yang diciptakan?” [191]. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiri pun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan. [192]
Di dalam ayat yang mulia ini ada penjelasan tentang lemahnya berhala-berhala yang disembah oleh orang musyrik. Kelemahan tersebut adalah:
- Berhala-berhala tersebut tidak bisa menciptakan.
- Justru berhala-berhala itulah yang dibuat oleh para penyembahnya kalau itu patung, kalau selain patung mereka itu makhluk ciptaan Allah.
- Berhala-berhala itu tidak mampu menolong para penyembahnya.
- Bahkan berhala-berhala tersebut tidak bisa menolong dirinya sendiri.
Juga firman Allah dalam QS. Fathir ayat 13-14 (yang artinya),
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari” [13]. “Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui” [14].
Pada ayat yang mulia ini Allah Ta’ala kembali menyebutkan kelemahan-kelemahan sesembahan yang batil tersebut, yaitu:
- Mereka tidak memiliki apapun, meski hanya qithmir (kulit yang tipis yang ada pada biji kurma).
- Mereka tidak akan bisa mendengar doa para penyembahnya.
- Andaikata mereka bisa mendengar, mereka tidak akan bisa mengabulkan permintaan para penyembahnya.
- Dan pada hari kiamat nanti mereka pasti mengingkari kesyirikan yang telah dilakukan oleh para penyembahnya.
—
Faedah kajian Mulakkhosh fii Syarhi Kitab Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullahu ta’ala
karya Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan hafidzahullahu ta’ala.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafidzahullahu ta’ala
COMMENTS