Syahadat, Bukan Sekedar Ucapan
Tauhid adalah tingkat keimanan yang tertinggi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),
“Iman itu memiliki tujuh puluh sekian atau enam puluh sekian cabang, paling utamanya adalah ucapan, Laa Ilaaha Illallah, dan paling rendahnya adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.” Dan, rasa malu adalah bagian dari iman.”
(HR. Muslim)
Perlu diketahui bahwa Laa Ilaaha Illallah tidak cukup hanya diucapkan di lisan saja. Akan tetapi harus bersumber dari hati yang ikhlas dan kemudian dibuktikan dengan pengamalan dari apa yang dikandung oleh Laa Ilaaha Illallah yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata dan menjauhi segala bentuk kesyirikan.
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَإِلهَ إِلاّ الله يَبْتَغِي بِذَ لِكَ وَجْهَ اللهِ (متفق عليه)
“Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi neraka orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan mengharap wajah Allah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Mencari wajah Allah artinya menunaikan amalan yang terkandung dalam tuntutan Laa Ilaaha Illallah, yaitu memurnikan penghambaan kepada Allah, mencari ridho-Nya semata.
Jika syahadat cukup dengan ucapan semata niscaya orang munafik akan bermanfaat syahadatnya, akan tetapi munafik berada di keraknya api neraka padahal mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah.
—
Faedah Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala
COMMENTS