Syariat, Standar Jalan Hidup
Istilah dikalangan Sufi: syariat, ma’rifat, dan hakekat, adalah istilah aneh yang sangat perlu dikritisi.
Hanya satu jalan yang Allah jadikan jalan ke Surga yaitu syariat agama ini. Menyelisihi syariat berarti menyimpang dan pasti sesat sesuai kadar penyimpangannya.
Di kalangan sufi, syariat menempati tingkatan terendah dalam tingkatan kualitas agamanya. Sedangkan semakin tinggi derajatnya ke tingkat ma’rifat dan hakekat justru lepas dari syariat.
Jadi, semakin tinggi derajat keagamaanya, semakin lepas dari syariat. Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Padahal dalam standar Islam yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa dan semakin bertaqwa semakin terikat dengan syariat. Sehingga istilah syari’ah, ma’rifat dan hakekat pada hakikatnya tidak lain merupakan sebuah pengingkaran dan pelecehan terhadap syariah serta merupakan penyimpangan dari manhaj Salafus Shalih.
Maka jangan heran di kalangan Sufi banyak penampilan yang jelas-jelas menyalahi syariat akan tetapi tidak ada yang berani mengingkari karena memang sudah ada standar, walau melihat sang Sufi tidak sholat, minum khamar, dan seabrek kelakuan aneh yang jelas-jelas menyelisihi syariat.
Sesungguhnya ini adalah perusak agama dan ulama (Sufi) nya sejelek-jelek manusia di kolong langit. (Ia) Menghalalkan yang haram mengharamkan yang halal, tertipu oleh iblis yang menghiasi penyimpangannya adalah kehebatan jalan.
Ingat hanya jalan Nabi yang lurus, dan itu adalah syariat agama.
—
Faedah Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizahullahu ta’ala
COMMENTS