Tawakal Jangan Hanya di Lisan

Tawakal Jangan Hanya di Lisan

Tawakal Jangan Hanya di Lisan

 

Rahasia tawakal dan hakikatnya adalah bersandarnya hati kepada Allah Ta’ala semata bersama dengan usaha yang ditempuhnya. Sehingga rukun tawakal ada 2:

  1. Totalitas bersandarnya hati kepada Allah, bukan kepada yang lain.
  2. Melakukan usaha untuk mewujudkan apa yang diinginkanya yang sesuai syariat.

Sehingga seseorang yang menempuh sebab-sebab penunjang tidaklah dianggap menodai tawakal selama qalbunya tidak bersandar kepada sebab tersebut atau cenderung kepadanya.

Sebagaimana tidak bermanfaat ucapan seseorang, “Aku bertawakal kepada Allah Ta’ala” namun dia bersandar kepada selain Allah Ta’ala, cenderung kepadanya serta memasrahkan kepercayaannya kepadanya.

Memang, tawakalnya lidah berbeda dengan tawakalnya qalbu. Sebagaimana juga taubatnya lidah bersamaan dengan tetapnya qalbu (dalam dosa) adalah sama. Begitu juga taubatnya qalbu tanpa lidah mengucapkannya adalah sesuatu yang lain pula.

Atas dasar itu, maka ungkapan seorang hamba, “Aku bertawakal kepada Allah Ta’ala”, sementara qalbunya bersandar kepada selain-Nya, sama dengan ucapannya “Aku bertaubat kepada Allah Ta’ala”, sementara ia tetap dalam maksiatnya dan melakukannya. (Al-Fawa’id hal. 98-99 dengan sedikit tambahan, Ibnul Qayyim rahimahullah)

 

Faedah Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizahullahu ta’ala

Newer Post
Older Post

COMMENTS

WORDPRESS: 0