Tinggalkan Agama Jika Ingin Sempit Hidupmu

Tinggalkan Agama Jika Ingin Sempit Hidupmu

Tinggalkan Agama Jika Ingin Sempit Hidupmu

 

Menghamba adalah fitrah dan tabiat manusia. Manusia jika tidak menyembah Allah pasti akan masuk dalam jebakan menghamba kepada hawa nafsu dan syaitan, tidak bisa lari lagi, itu pasti.

Dan tidak ada ceritanya bisa tenang dan bahagia dengan menyembah nafsu dan syaithan, ketenangan hakiki hanya akan diperoleh dengan hanya menghamba kepada Allah ta’ala karena itu fitrah diciptakanya manusia, untuk menyembah Allah.

Jika bukan Allah yang disembah pasti sengsara dunia dan akhiratnya, walau dia bergelimang dengan limpahan materi. Karena bahagia letaknya di hati, bukan di pemenuhan materi. Perhatikanlah kasus kehidupan yang ada, betapa sangat banyak kasus-kasus tragis mengakhiri kehidupan mereka yang bergelimang dengan materi.

Cobalah perhatikan kehidupan orang-orang barat materialis dan orang-orang kota yang hanya mengandalkan glamornya materi, sungguh terlalu banyak kasus memilukan menimpa akhir kehidupan mereka.

Camkanlah dan renungi beberapa ayat dari QS. Thaha ayat 124-126 ini,

‌‎وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةًۭ ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِىٓ أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ ءَايَٰتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ ٱلْيَوْمَ تُنسَىٰ (126)

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Ya Robbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”. Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan”.

Imam Ibnul Qayyim berkata di dalam menafsirkan ayat (yang artinya), “Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, …”

 

Faedah Kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Disampaikan oleh Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A hafizhahullah ta’ala

COMMENTS

WORDPRESS: 0